Di negara yang memiliki sebutan negerikincir angin ini terdapat 200 masjid dan dinegara ini wanita-wanita berjilbab di berbagai kota besar bukanlah merupakan pemandangan yang aneh. 4
persen dari penduduk Belanda merupakan penganut agama islam. Yang merupakan pembawa syiar islam ke negeri ini adalah para imigran Turki dan Maroko, yang dimulai pada tahun 1960an, pada saat itu negeri ini mengalami kekurangan tenaga kerja.
Islam merupakan negara yang sangat menarik bagi banyak orang Eropa, tidak heran jika di Belanda memiliki pertumbuhan yang cukup pesat. Hal ini membuat pemerintah
Belanda khawatir. Tidak heran kalau upaya stigmatisasi negatif terhadap
ajaran Islam pun dilakukan termasuk tuduh teroris.
Faktor-faktor yang mendorong percepatan jumlah kaum Muslimin di
negeri Kincir Angin :
Di kalangan elit warga ibukota Belanda,
ternyata 59%nya tidak meyakini satu pun agama. Sebab mereka Belanda
umumnya mengalami kemunduran yang cukup signifikan, khususnya di
Amsterdam. Hal itulah yang mendorong banyak gereja dan yayasan- yayasan
agama umat Nasrani tutup atau menjual aset-aset mereka, lantaran kian
merosotnya jumlah jama’ah mereka.
Belanda, ” ujar Wilders terkait pemandangan di Belanda akhir-akhir
ini di mana banyak ditemui muslimah berjilbab, Muslim yang berjenggot
dan menara-menara masjid yang bermunculan di Negeri Kincir Angin itu.
Wilders bukanlah anggota parlemen Belanda pertama yang menyerang
Islam. Beberapa tahun yang lalu , pendahulunya Ayaan Hirsi Ali, mencari
popularitas dan jabatan politik dengan menghina Islam. Politisi Belanda
kelahiran Somalia ini mengecam Islam sebagai agama terbelakang dan
merendahkan wanita. Dia juga menuduh Rosulullah saw sebagai orang yang
sesat karena menikahi Aisyah ra yang masih kanak-kanak. Tidak kalah
keji, di menuduh Rosulullah saw itu pervers (mempunyai kelainan
seksual).
Ironisnya, dengan mengklaim dirinya sebagai mantan muslimah, dia
kemudian dianggap pakar bicara tentang Islam terutama tentang pandangan
Islam terhadap perempuan. Dia juga diberikan ruang sebagai ahli Islam
di lingkaran akedemis, menerbitkan buku, dan menulis sebuah cerita
untuk film menghina Islam yang berjudul “Submission”. Dalam film itu
dia menuduh Al Qur’an mendorong kekacaun dan pemerkosaan terhadap
seluruh anggota keluarga. Film yang bertujuan menghina Islam ini
menayangkan seorang muslimah yang sholat, tapi berpakaian tembus mata
dan di tubuhnya tertulis ayat-ayat Al Quran. Gara-gara film ini,
sutradaranya Theo Van Gogh dibunuh oleh Muhammad Buyeri yang tidak rela
agamanya dihina.
Hirsi Ali diusir dari Belanda setelah ketahuan memalsukan permohonan
kewarganegaraan Belandanya. Paspor Belandanya pun pernah dicabut. Dia
pun mundur dari parlemen Belanda. Ketika tiba di Belanda tahun 1992 ,
dia mengaku lari dari perkawinan paksa saat Somalia dikoyak perang. Dia
kemudian mendapat simpati dan memberikan kredibilitas bagi
kebohongannya tentang Islam, seakan-akan dia mengalami langsung sebagai
wanita yang ditindas oleh Islam. Kebohongannya pun terbongkar. Dalam
sebuh program televisi Belanda , anggota keluarga Hirsi mengatakan
mereka tidak mengetahui adanya kawin paksa tersebut. Bahkan Hirsi
sebenarnya bukan tinggal di Somalia, tapi hidup nyaman di Kenya selama
12 tahun.
Meskipun terbukti berbohong dengan pengalamannya, Hirsi masih
dianggap memiliki otoritas oleh Barat bicara tentang Islam. Setelah
meninggalkan Belanda, dia kemudian bekerja sebagai pakar pada lembaga
riset neo konservatif American Enterprise Institute (AEI) di AS dimana
dia tinggal sekarang.
Pemerintah Belanda pernah mencoba menggolkan rancangan undang-undang
yang melarang penggunaan niqab (cadar) di tempat umum. Meskipun ruu ini
gagal, Wilder kembali berusaha mengkampanyekan larangan bercadar ini.
Wilder menambah daftar panjang lain hal-hal yang perlu dilarang untuk
Muslim, termasuk Al Qur’an, niqab dan kewarganegaraan Belanda untuk
muslim.
Umat Islam memang memiliki pengalaman buruk dengan negara Belanda.
Selama lebih kurang 350 tahun negara ini menjajah negeri Islam
Indonesia. Sejarah mencatat perlakuan tidak berprikemanusiaan yang
dilakukan oleh Belanda. Mulai dari tanam paksa, kerja paksa, sampai
pembunuhan masal.
Pengalaman yang sama pernah dirasakan muslim Bosnia. Pemerintah
Belanda pada desember 2006 telah memberikan penghargaan kepada pasukan
Perdamaian PBB asal Belanda yang telah menyerahkan Srebrenica kepada
Serbia selama perang Bosnia tahun 1992-1995. Serbia kemudian melakukan
pembantaian masal pada bulan Juli 1995 setelah Belanda menyerahkan kota
besar itu kepada serbia. Lebih 8000 muslim terbunuh. Dalam sebuah
video tampak jenderal Mladic tersenyum memberikan hadiah kepada
panglima perang Belanda Col Tom Karreman. Kemudian Col. Karreman
melakukan tos bagi kejayaan jenderal Serbia itu.
Penghinaan terhadap Islam seperti ini terus berulang dan sudah sejak
lama terjadi. Hanya Khilafahlah yang akan mampu menghentikan mulut
kotor mereka sehingga benteng Islam tetap terjaga dan dilindungi oleh
tentara Khilafah. Karena itu, tidak seorang musuh pun akan berani
mendekati bangunan Islam, apalagi memanjatnya.
Penghinaan terhadap Islam sama dengan mengumumkan perang. Khilafah
akan mengerahkan pasukan, rudal, dan artilerinya supaya orang yang ingin
menghina Islam itu melupakan niatnya. Bahkan kaum kafir pun tidak akan
pernah berani lagi menghina Islam, karena takut kepada Khilafah dan
reaksinya, hingga Khilafah tidak perlu mengerahkan pasukan!
Sejarah Khilafah jelas telah menunjukkan hal itu. Bukti pemeliharaan
Khilafah terhadap Islam dan kaum Muslim jelas nyata sekali, bukan hanya
terhadap orang yang menghina Islam dan Nabi Islam, Nabi Muhammad saw.,
bahkan terhadap penghinaan pada sesuatu yang lebih ringan dari itu.
Kisah seorang wanita yang dihina oleh orang Yahudi di pasar mereka pada
zaman Rasulullah saw., lalu mereka diperangi dan diusir (dari
Madinah).Kisah seorang wanita yang dihina oleh orang Romawi sehingga
Khalifah langsung memimpin sendiri pasukan untuk memberi orang-orang
Romawi pelajaran hingga terjadilah penaklukan kota Amuriyah.
Mereka yang berupaya menyerang makam Rasulullah saw. pada masa
Khilafah Abbasiyah, yaitu ketika Nuruddin Zanki menjabat sebagai wali
(gubernur) Syam pada tahun 557 H, dan atas sepengetahuan Khalifah,
Nuruddin pun bertolak ke Madinah untuk menangkap dan membunuh mereka,
yakni orang-orang Nasrani yang menyerang makam Nabi saw., sebagai bentuk
pembelaan kepada Rasulullah saw. Saat itu mereka, orang-orang Nasrani
itu, telah menggali lorong dari sebuah rumah yang berada di dekat
masjid Rasulullah saw, untuk bisa mencapai makam Beliau saw.
Bahkan saat dalam kondisi lemah sekalipun, Khilafah tetap menjaga
Islam dan kaum Muslim. Khilafah tetap mampu menghembuskan ketakutan
dalam hati kaum kafir penjajah. Bernard Shaw menyebutkan dalam
memoarnya, bahwa pada tahun 1913 M, yaitu pada zaman Khilafah Utsmaniyah
sudah lemah, dia dilarang mengeluarkan kisah yang berisi penghinaan
kepada Rasulullah saw. Lord Chamberlin melarangnya karena takut terhadap
reaksi duta besar Daulah Khilafah Utsmaniyah di London.
Sesungguhnya ini adalah perkara yang serius, tidak main-main, wahai
kaum Muslim. Sesungguhnya sesuatu yang bisa menghalangi penghinaan
terhadap Islam itu sudah jelas dan bukan sesuatu yang tidak diketahui,
yaitu: Khilâfah ’alâ minhaj an-nubuwwah—Khilafah yang mengikuti metode
kenabian. Khilafah inilah yang akan melindungi tanah dan kehormatan.
Khilafah merupakan kewajiban, bahkan kewajiban yang paling utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar