Mungkin sebagian
besar dari kita telah mengetahui apa itu Pemanasan Global atau yang sering
disebut “Global Warming” melalui media masa, karena akhir-akhir ini marak
sekali berita-berita tentang pemanasan global. “Pemanasan Global atau Global
Warming, menurut definisi Wikipedia adalah suatu proses meningkatnya suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Ada yang bilang pemanasan global
itu hanya khayalan parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir.
Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa
dirasakan oleh kita semua.
Berikut
beberapa kejadian yang bisa dirasakan akibat pemanasan global yaitu :
·
NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas
pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan
berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat,
tetapi kekeringan di tempat yang lain.
·
Gelombang panas menjadi semakin sering terjadi
dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu yang
dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St.
George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 48o
Celcius! (Sebagai perbandingan, Anda dapat membayangkan suhu kota Surabaya yang
terkenal panas ‘hanya’ berkisar di antara 30o-37o Celcius).
·
Kebakaran hutan besar-besaran, kebakaran hutan
ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, beberapa hutan di Amerika Serikat
juga ikut terbakar ludes dilahap api. Dalam beberapa tahun ini kebakaran hutan
amat sangat sering terjadi, banyak ilmuwan mengaitkannya dengan temperatur yang
kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal
sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya
dan lebih mudah terbakar.
·
Situs purbakala cepat rusak, Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah
kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan
beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu
semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak
akibat banjir besar belum lama ini.
·
Ketinggian gunung berkurang, Tanpa disadari
banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan
melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah
mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini
terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
·
Satelit bergerak lebih cepat, Emisi karbon
dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa.
Udara di bagian terluar atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida
yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan
cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak
karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan,
dan satelit bergerak lebih cepat. Dalam blog ayocintabumi110mb.com “Setiap
kepala penduduk di negara barat mengeluarkan emisi karbondioksida 25 kali lebih
banyak daripada penduduk di negara-negara berkembang! Lima pengemisi
karbondioksida terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman,
Inggris, dan Jepang.” Penyebab utama emisi karbondioksida ini yaitu, Pembangkit
listrik bertenaga batubara dan kendaraan bermotor.
·
Pelelehan Besar-besaran, Bukan hanya temperatur
planet yang memicu pelelehan gunung es, tapi juga semua lapisan tanah yang
selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu
sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta
api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran
tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
·
Peningkatan Kasus Alergi, Pada saat musim semi
atau musim bunga kita sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di
mata, semua itu disebabkan pemanasan global pula. Pola kehidupan dengan polusi
yang merajalela, tingginya level karbondioksida dan tingginya temperatur inilah
pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan
memproduksi lebih banyak serbuk sari.
·
Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih
Tinggi, Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebih tinggi demi
menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa
hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global.
Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat
dimana mereka tinggal juga mencair.
·
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara, beberapa
dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah
kutub.Riset di sekitar sumber airyang hilang tersebut memperlihatkan
kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi. Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara,
saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman dan hewan di dataran
yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saat matahari
terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam
es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan
pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di
era purba.
·
NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005
saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang
dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya
gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara
global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet
bumi sedang terus memanas. Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam
ketersediaan air bersih.
Kejadian-kejadian
diatas disebabkan oleh banyak hal, contoh nya menebang pohon demi membangun
gedung-gedung bertingkat, perumahan-perumahan mewaah dengan tidak memikirkan
dampak dari perbuatan tersebut, kejadian ini sebenarnya banyak disebabkan oleh
negara-negara maju karena bisa kita lihat bahwa di negara maju gedung-gedung
perkantoran adalah hal yang tidak sulit untuk dijumpai, tetapi pepohonan itu
sulit dijumpai, mereka hanya mementingkan perindustrian yang maju guna
melengkapi perekonomiannya dengan tidak memikirkan bumi yang amat kita cintai
ini, bumi tempat kita bergantung, yang semakin hari semakin malang ini. Banyak
sekali diluar sana yang masih tidak memikirkan apa yang akan terjadi nantinya
jika kita terus-terusan meracuni bumi ini dengan perilaku-perilaku kita yang
seperti saat ini. Sebaiknya juga bukan hanya negara-negara berkembang sperti
kita yang menerapkan menanam 1000 pohon, negara-negara maju yang lahannya
semakin sempit untuk penghijauan pun harus bisa menghijaukan kembali bumikita
tercinta ini.
Banyak hal yang
bisa kita lakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta mengatasi
peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate
Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat
dilakukan oleh semua orang dari rumah tempat kita tinggal, diantaranya yaitu,
¾
Hemat Pemakaian Listrik ,Matikan peralatan
listrik jika sedang tidak digunakan, hanya menggunakan peralatan listrik ketika
kita membutuhkannya, gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi
untuk menghemat listrik. Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros
listrik daripada lampu pijar.
¾
Hemat Pemakaian Air
¾
Manfaatkan Sumber Energi dari Alam, jika kita
merasa panas sebaiknya kita membuka jendela saja, jangan menghidupkan AC atau
kipasangin
¾
REUSE (Gunakan Kembali), maksudnya memakai
barang yang bisa dipakai 2 kali.
¾
Hemat penggunaan kertas dan tissue karena
terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan
dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
¾
Gunakan
pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, Gunakan tas daur ulang
untuk menyelamatkan lingkungan, dll.
¾
Hijaukan Lingkungan ( Go Green ), Ayo mulai
tanam pohon di halaman rumah (Go Green). Pohon-pohon yang kita tanam di halaman
rumah sekecil apa pun halamannya, sudah pasti akan berperan untuk menetralisir
CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk
mulai menanam pohon dan terus tambah koleksi tanaman di halaman rumah. Mau
tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah.
Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya, akan memberikan manfaat yang
sangat signifikan untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan
global pun dapat diredam.
¾
Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman,
atau pupuk kompos yang bisa kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah
lingkungan.
¾
Efisiensi kendaraan bermotor, carilah rumah atau
apartement yang dekat dengan kantor dan sekolah agar kita bisa menempuhnya
dengan berjalan atau bersepeda saja, tentunya untuk menyehatkan lingkungan,
untuk jarak yang jauh, sebaiknya kita bisa naik angkutan umum saja, bila naik
mobil pribadi sebaiknya mengajak teman atau saudara yang searah dengan tujuan.
¾
Sebaiknya jika kita memiliki kendaraan pribadi
harus, Gunakan energi hijau terbarukan seperti biofuel, antara lain biodiesel
dan bioetanol, Beli motor/mobil baru atau pun bekas yang lebih efisien bahan
bakar dan menghasilkan emisi buangan yang lebih rendah agar tidak terlalu
banyak menyumbang CO2 ke udara, Jika
memungkinkan beli dan gunakan mobil ramah lingkungan, misalnya yang menggunakan
teknologi panel tenaga sinar matahari dan hibrida.
Sebaiknya
kita,dapat meluangkan waktu untuk memberi informasi atau terlibat dalam
kegiatan sosial untuk membantu menyayangi bumi. Beritahu kepada sebanyak-banyaknya
orang di mukabumi ini, agar mereka mengetahui apa dampak-dampak nya dari
pemanasan global, dan sosialisasikan juga bagaimana kita bisa bergotong royong
untuk mengatasinya. Ajarkan anak dan cucu untuk menghormati serta turut menjaga
alam dan lingkungan. Berikan sumbangan uang, tenaga dan pikiran serta
barang-barang yang dapat didaur ulang pada yayasan atau organisasi sosial yang
menangani proyek-proyek konservasi alam lingkungan. Dan kita juga jangan hanya
berbicara dengan tanpa praktik nya, karena saat ini sudah banyak berkembang
makhluk bumi yang memiliki sifat banyak berbicara dari bekerja, kita harus memiliki sifat “Talk Less
do More”. Agar tercipta nya bumi yang hijau kembali.
Semoga
informasi ini bisa bermanfaat, dan kita juga ikut menjadi sebagai bagian dari
solusi, serta ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi Peristiwa Pemanasan
Global yang terjadi saat ini. Semoga semua langkah-langkah kecil tersebut di
atas jika sebagian besar warga Bumi melakukannya ditambah kebijakan pro
lingkungan dari para pemimpin dunia untuk menekan emisi global, khususnya pada
Pertemuan Perubahan Iklim di Kopenhagen, dapat memberikan hasil positif demi
terciptanya Bumi yang lebih baik agar dapat diwariskan dan dinikmati oleh
generasi penerus, yaitu anak cucu kita sendiri.