Kamis, 07 Maret 2013

Banyaknya Sinetron yang Merendahkan Citra Sang Panutan


          Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Sinetron merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bahkan menjadi favorit bagi  para ibu juga anak-anak. Sinetron umumnya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari si tokoh dan diwarnai dengan konflik yang berkepanjangan. Yang diawali dengan perkenalan setiap tokoh pemain dan biasanya setiap munculnya pemain baru akan ada konflik yang baru pula. Sinetron biasanya memiliki berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus episode. Sepanjang sejarah dunia sinetron Indonesia, belum ada yang bisa memecahkan lamanya waktu tayang dari sinetron Tersanjung yaitu waktu tayangnya selama 7 tahun, terhitung dari 10 April 1988 sampai 25 Februari 2005 dan memiliki 295 episode, 7 musim. Dan satu lagi sinetron yang terlalu lama yaitu Cinta Fitri yang memiliki 1002 episode dan waktu tayangnya selama 4 tahun, terhitung sejak tanggal 2 April 2007 samapi 8 Mei 2011.
           Sinetron yang memiliki beratus-ratus episode biasanya hanya mementingkan kepentingan komersial sehingga dapat menurunkan kualitas cerita, bahkan tak jarang cerita yang disajikan itu tidak mendidik para anak yang menontonnya. Konflik yang ada dipanjang-panjangkan bahkan tidak jarang sinetron yang menzolimi atau mengecilkan citra dari sebuah profesi. Bisa kita lihat baru-bari ini pada sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” dimana bisa kita lihat sendiri cerita yang disajikan hanya dengan konflik yang dipanjang-panjangkan, dimana sinetron itu juga mengecilkan para tokoh-tokoh muslim yang seharusnya menjadi panutan, yaitu tokoh H. Muhidin yang merupakan seorang haji yang memiliki sifat, sombong, dengki, iri dan riya’, sebenarnya tidak ada salahnya jika sinetron itu menyajikan sebuah sisi lain, memberikan kita pengertian bahwa masih ada seorang yang seharusnya menjadi panutan masih ada yang tidak baik, hanya sekedar memberikan sebuah teguran untuk orang-orang yang masih memiliki sikap-sikap seperti H. Muhidin, atau hanya mencontohkan bahwa seorang Haji seharusnya tidak boleh seperti H. Muhidin. Namun, lama-kelamaan tokoh H. Muhidin terlalu over dan sepertinya sapat membuat citra seorang haji menjadi agak buruk, walaupun lawan main dari H. Muhidin terdapat H. Sulam yang memiliki sifat bak malaikat yang tidak pernah marah dan selalu sabar. Tetap saja citra seorang haji dimata orang-orang yang terlalu larut dalam sinetron itu dan tidak menelaah lagi apa pesan dari cerita yang disajikan dapat menjadi agak buruk karena adanya H. Muhidin yang memiliki sifat yang terlalu over tadi.
          Selain itu ada juga sinetron yang amat sangat digandrungi dan sangat susah untuk ditinggalkan oleh anak-anak, yaitu “Hanya Kamu” yang saat ini sudah memiliki dua season. Sinetron ini sangat digandrungi oleh anak-anak karena yang membintangi sinetron ini ialah boyband yang amat sangat tenar dikalangan anak-anak, remaja, maupun orang dewasa karena memiliki penampilan yang keren dan didukung dengan kualitas suara yang baik yaitu Coboy Junior yang beranggotakan Adi, Kiki, Iqbal dan Bastian. Sinetron ini banyak menceritakan kehidupan para pemainnya di skeoalh, namun apa yang diceritakan tidak sesuai dengan apa yang ada di kehidupan nyata dan terlalu dilebih-lebihkan, terutama dibidang lingkungan sekolah.
         Terlihat pada jalan cerita yang selama ini disajikan di sinetron itu, para guru bukannya mendidik dan mencontohkan perbuatan yang baik, diceritakan bahwa guru-guru di sinetron tersebut merebutkan seorang cewek dengan tingkah yang terlalu dilebih-lebihkan dan sangat tidak mencerminkan sikap guru yang sebenarnya dan tidak memiliki wibawa sama sekali. Ditambah lagi dengan sikap kepala sekolah di sinetron tersebut memiliki sikap materialistis dan selalu memihak kepada anak yang merupakan donatur terbesar disekolahnya, perbuatan seperti itu tidak sepatutnya diceritakan karena dengan cerita yang terlalu dilebihkan akan memperburuk pandangan masyarakat terhadap orang-orang yang berprofesi sebagai guru, yang pada kenyataannya Guru adalah profesi yang istimewa dan tidak sembarang orang yang bisa menjadi guru karena guru adalah orang yang harus bisa menjaga wibawanya, menjaga sikap dan perangainya agar dapat menjadi tauladan bagi seorang murid.
Sebenarnya memang baik cerita yang menceritakan sisi buruk dari profesi-profesi tersebut agar bisa membuat orang-orang yang memegang peran sebagai panutan mengintrospeksi diri mereka, namun alangkah baiknya cerita-cerita dan sifat tokoh yang ditayangkan tidak terlalu berlebihan agar tidak memperburuk citra sang panutan tersebut. Sebaiknya jika memang ada tokoh-tokoh sebagai contoh dari orang-orang yang buruk harus ada tokoh lain yang menyeimbangkan dari tokoh tersebut dan tokoh yang berperan sebagai contoh buruk itu jangan terlalu dibuat berlebihan.
               

Tidak ada komentar: