Sabtu, 22 Desember 2012

Terimakasih untuk Waktumu Ibu ♥

Ku Buka Album Biru
Penuh Debu Dan Usang
Ku Pandangi Semua Gambar Diri
Kecil Bersih Belum Ternoda
Pikirkupun Melayang
Dahulu Penuh Kasih
Teringat Semua Cerita Orang
Tentang Riwayatku
Kata Mereka Diriku Slalu Dimanja
Kata Mereka Diriku Slalu Dtimang
Nada Nada Yang Indah
Slalu Terurai Darinya
Tangisan Nakal Dari Bibirku
Takkan Jadi Deritanya
Tangan Halus Dan Suci
Tlah Mengangkat Diri Ini Jiwa Raga Dan Seluruh Hidup
Rela Dia Berikan
Oh Bunda Ada Dan Tiada Dirimu
Kan Slalu Ada Di Dalam Hatiku
Setiap anak-anak dibelahan dunia manapun ketika mendengar lirik lagu ini dijamin langsung keinget sama ibunya dan yang pastinya sangat ingin memeluk dan mencium ibunya. Apalagi di momen-momen yang tepat seperti hari ini yaitu Hari Ibu.
Saat denger lagu ini, pikiran dan jiwaku langsung terhanyut ke masa kecil aku, dimana masa-masa aku lagi manja-manja nya, masa dimana aku sering ngambek, masa dimana aku mempunyai banyak permintaan konyol, masa dimana aku sering membuatnya jengkel, masa dimana aku selalu mebuatnya repot. Merindukan masa itu adalah hal yang pasti bagi seluruh anak.
Ibu... kasih sayang mu terhadap anakmu ini tak dapat diukur melalui apapun, lebih luas dari Samudera, lebih tinggi dari puncak gunung Himalaya, melebihi indahnya kepulauan Pasifik, putih suci melebihi putihnya kapas, juga kelembutanmu melebihi lembutnya cream terlembut didunia.
Masa sembilan bulan aku didalam rahimmu dan lebih kurang 12 tahun kau merawatku lalu kita melewati hari bersama-sama, namun waktu 12 tahun itu menurutku sangat kurang dan aku selalu ingin menambahnya lagi, tapi apa daya sudah ditakdirkan bahwa kita harus terpisah.
Selama 12 tahun itu engkau telah merawat dan mendidikku dengan sangat baik. Engkau selalu menunjukkan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, selalu mencontohkan kelembutan dalam bertutur dan dalam berprilaku dan mendidikku untuk belajar mandiri.
Sedikitpun engkau tidak pernah memarahi kami berdua, walaupun kami bertingkah sangat nakal. Suatu waktu aku dan kakakku berbuat kekonyolan yang sangat mungkin bisa membuatmu untuk memarahi atau menghukum kami, namun itu tidak dilakukanmu, engkau hanya menegur kami dengan senyuman manis seraya menjelaskan akibat dari perbuatan kami, hal ini menurutku jarang dilakukan oleh Ibu-ibu manapun.
Selalu mengajak kami untuk giat belajar dan membaca, ibu sering mengajak kami berdua pergi, ia selalu membelikan kami beberapa buku dan dengan sabar serta penuh kasih sayang ia menjelaskan manfaat dari buku-buku itu sehingga kami tertarik untuk membacanya.
Dari kecil kami selalu diajarkan untuk berbuat adil, disaat anak-anak kecil lain masih memiliki ego yang tinggi, selalu ingin menang sendiri dan tidak mau mengalah untuk saudara atau teman-temannya. Kami berdua sudah diberikan pengertian-pengertian dan dicontohkan untuk adil, contohnya ketika hanya ada sepotong kue yang diberikan kepada kami lalu ibu tidak sengaja membaginya agak miring, saat itu kami berdua tidak ingin memilih kue yang lebih besar karena kami berdua sama-sama ingin mengalah dan prinsip itu masih ada sampai sekarang.
Kami selalu diajarkan untuk mandiri, setiap pagi kami diajarkan membuat sarapan sendiri dan selalu dibiasakan untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Perlakuan itulah yang membuat ketika ibu telah tiada kami bisa lebih mandiri. Ibu pernah berpesan kepada ku "ar, cewek itu harus bisa masak jadi, kalo udah gede' harus bisa masak yaa", Perkataan itu lah yang selalu terngiang ditelinga ku saat ini, karena sampai saat ini aku masih belum begitu mahir masak, maafkan aku ibuuuuu.
Kami juga sering dinasehati ibu untuk lebih mementingkan belajar daripada bermain, setiap siang hari sepulang sekolah aku dianjurkan ibu ku untuk tidak berpanas-panasan di luar, sore hari setelah aku bangun tidur ia sudah menyiapkan makanan kecil untukku, ia menyuruh kami untuk belajar atau hanya membaca buku cerita. Kami berdua sangat jarang bermain diluar bersama teman-teman yang lain.
Setiap liburan sekolah, ibu selalu meluangkan waktunya yang padat untuk berlibur keluar kota bersama kami, menurut ibu ini hadiah bagi kami karena sudah menjadi anak penurut dan tidak nakal. Ibu selalu bisa membuat kami merasa senang dan membuat kami selalu ingin menjadi anak yang baik buatnya.
Namun semua kebahagiaan, semua perhatian darinya seketika berkurang saat Ibu jatuh sakit, itu dimulai ketika aku masih duduk di bangku kelas 1 smp. Ibu sering di opname di rumah sakit yang membuat kami berdua jarang mendapat perhatian Ibu.
Saat-saat Ibu sakit, kami berusaha untuk menjadi anak yang bisa berguna baginya, saat itu kami sadar giliran kami yang memberikan Ibu perhatian dan kasih sayang, walaupun saat itu umur kami masih sangat muda, kami sudah bisa mengurus Ibu sendiri karena kami dibiasakan untuk mandiri sejak dini dan juga kami berdua sudah pernah melihat cara ibu waktu mengurus bapak sakit.
Waktu terus berjalan namun sakit Ibu tak kunjung sembuh, malah Ibu penyakit Ibu bertambah parah dan kami pun akhirnya mengetahui bahwa Ibu sakit Lupus. Selama Ibu sakit sepulang sekolah aku mampir ke rumah sakit dengan menggunakan bis kota sendirian, Ibu sangat mengkhawatirkan kami berdua ketika kami harus naik bis sendirian, namun apa boleh buat semua saudara kami sibuk dan Bapak juga sudah tiada.
Saat sakit Ibu tidak bisa berjalan, sehingga ketika ia ingin buang air kami lah yang membersihkannya dan juga ketika ia merasa gerah dan ingin mandi kami jugalah yang membersihkan badan Ibu dengan handuk basah. Pada suatu saat kondisi Ibu sudah semakin kritis dan sudah tidak bisa berbicara lagi, aku pulang dengan membawa piagam bahwa aku berhasil mendapatkan juara 3 lomba matematika dan membawa rapot beserta piagam juara 3 di kelas. Saat aku masuk rumah aku langsung mencari Ibu untuk memamerkan piagam itu kepadanya, namun ia tidak dapat menanggapinya dengan berbicara, ia hanya menitikan air matanya ketika aku melihatkan itu.
Saat itu perasaanku tak dapat terkendali, air mataku seketika tumpah melihat ibu menitikan air mata, lalu aku peluk erat ibu ku. Saat itu aku berjanji padanya untuk tidak akan membuatnya kecewa dan akan selalu berusaha membuatnya Bangga.
Sangat sedikit waktuku untuk berbakti padanya juga sedikit sekali perlakuanku yang bisa membuatnya bangga, setelah 1 tahun lebih ia sakit, ia meninggalkan kami berdua untuk hidup bersama nenek kami.

Ibu... Terimakasih karena berkat ketelatenanmu aku dapat lahir dengan sehat. Terimakasih untuk waktumu yang telah mengurus kami, yang telah mendidik kami untuk menjadi pribadi yang tegar, kuat dan pantang menyerah.
Maafkan aku yang belum bisa membuatmu bangga..
Maafkan aku yang selama engkau masih hidup di dunia aku sering membuatmu kecewa
Maafkan aku yang selalu membuatmu sering menahan amarah karena tingkah konyol kami berdua.
Maafkan aku, karena aku belum bisa berbakti dengan penuh kepadamu...
Aku disini hanya bisa mendo'kan engkau bisa diterima disisi-Nya, diampunkan segala kesalahan-kesaahanmu didunia dengan rahmat-Nya. Dan semoga engkau dapat tenang di alam sana.
Aku disini selalu berusaha membuat Ibu, Bapak, Kakak dan seluruh keluarga kita bangga. Aku selalu berusaha menjauhi perbuatan yang akan berdampak kekecewaan pada kalian. Aku juga akan selalu berusaha menjaga nama baik keluarga kita.
Hari ini ingin rasanya aku memeluk dan menciummu disaat aku terbangun Ibu...
Aku ingin sekali melihat Senyum yang menyejukkan darimu Ibu..
Aku ingin mendengar suara yang menenangkanku disaat aku ketakutan Ibu..
Aku ingin menyicipi masakanmu Ibu...
Aku ingin melakukan apapun bersamamu Ibuu....
Tapi aku tahu ini hanya anganku saja dan tidak bisa terwujud, Sekali lagi terimakasih untuk seluruh waktumu Ibuuu....
WE LOVE YOU SO MUCH MOM :*


2 komentar:

Benagustian mengatakan...

selamat hari ibu widia :)
akhirnya bisa kebukak juga setalah sepngebobnya ilang :)

widi ariyani mengatakan...

kalo buat aku bukan hari ibu tapi calon ibu :D
hehe iyaaa, makasih udah nyempetin baca B|