Minggu, 25 Desember 2011

Bumiku Sayang, Bumiku Malang


Mungkin sebagian besar dari kita telah mengetahui apa itu Pemanasan Global atau yang sering disebut “Global Warming” melalui media masa, karena akhir-akhir ini marak sekali berita-berita tentang pemanasan global. “Pemanasan Global atau Global Warming, menurut definisi Wikipedia adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan oleh kita semua.
               Berikut beberapa kejadian yang bisa dirasakan akibat pemanasan global yaitu :
·        NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain.
·        Gelombang panas menjadi semakin sering terjadi dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu yang dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St. George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 48o Celcius! (Sebagai perbandingan, Anda dapat membayangkan suhu kota Surabaya yang terkenal panas ‘hanya’ berkisar di antara 30o-37o Celcius).
·        Kebakaran hutan besar-besaran, kebakaran hutan ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, beberapa hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes dilahap api. Dalam beberapa tahun ini kebakaran hutan amat sangat sering terjadi, banyak ilmuwan mengaitkannya dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
·        Situs purbakala cepat rusak,  Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.
·        Ketinggian gunung berkurang, Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
·        Satelit bergerak lebih cepat, Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluar atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat. Dalam blog ayocintabumi110mb.com “Setiap kepala penduduk di negara barat mengeluarkan emisi karbondioksida 25 kali lebih banyak daripada penduduk di negara-negara berkembang! Lima pengemisi karbondioksida terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang.” Penyebab utama emisi karbondioksida ini yaitu, Pembangkit listrik bertenaga batubara dan kendaraan bermotor.
·        Pelelehan Besar-besaran, Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gunung es, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
·        Peningkatan Kasus Alergi, Pada saat musim semi atau musim bunga kita sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di mata, semua itu disebabkan pemanasan global pula. Pola kehidupan dengan polusi yang merajalela, tingginya level karbondioksida dan tingginya temperatur inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.
·        Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi, Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebih tinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.
·        Hilangnya 125 danau di Kutub Utara, beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub.Riset di sekitar sumber airyang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi. Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara, saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman dan hewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saat matahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.
·        NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih.
Kejadian-kejadian diatas disebabkan oleh banyak hal, contoh nya menebang pohon demi membangun gedung-gedung bertingkat, perumahan-perumahan mewaah dengan tidak memikirkan dampak dari perbuatan tersebut, kejadian ini sebenarnya banyak disebabkan oleh negara-negara maju karena bisa kita lihat bahwa di negara maju gedung-gedung perkantoran adalah hal yang tidak sulit untuk dijumpai, tetapi pepohonan itu sulit dijumpai, mereka hanya mementingkan perindustrian yang maju guna melengkapi perekonomiannya dengan tidak memikirkan bumi yang amat kita cintai ini, bumi tempat kita bergantung, yang semakin hari semakin malang ini. Banyak sekali diluar sana yang masih tidak memikirkan apa yang akan terjadi nantinya jika kita terus-terusan meracuni bumi ini dengan perilaku-perilaku kita yang seperti saat ini. Sebaiknya juga bukan hanya negara-negara berkembang sperti kita yang menerapkan menanam 1000 pohon, negara-negara maju yang lahannya semakin sempit untuk penghijauan pun harus bisa menghijaukan kembali bumikita tercinta ini.
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta mengatasi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh semua orang dari rumah tempat kita tinggal, diantaranya yaitu,
¾    Hemat Pemakaian Listrik ,Matikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan, hanya menggunakan peralatan listrik ketika kita membutuhkannya, gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi untuk menghemat listrik. Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros listrik daripada lampu pijar.
¾    Hemat Pemakaian Air
¾    Manfaatkan Sumber Energi dari Alam, jika kita merasa panas sebaiknya kita membuka jendela saja, jangan menghidupkan AC atau kipasangin
¾    REUSE (Gunakan Kembali), maksudnya memakai barang yang bisa dipakai 2 kali.
¾    Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
¾     Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan, dll.
¾    Hijaukan Lingkungan ( Go Green ), Ayo mulai tanam pohon di halaman rumah (Go Green). Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya, sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah koleksi tanaman di halaman rumah. Mau tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat diredam. 
¾    Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk kompos yang bisa kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.
¾    Efisiensi kendaraan bermotor, carilah rumah atau apartement yang dekat dengan kantor dan sekolah agar kita bisa menempuhnya dengan berjalan atau bersepeda saja, tentunya untuk menyehatkan lingkungan, untuk jarak yang jauh, sebaiknya kita bisa naik angkutan umum saja, bila naik mobil pribadi sebaiknya mengajak teman atau saudara yang searah dengan tujuan.
¾    Sebaiknya jika kita memiliki kendaraan pribadi harus, Gunakan energi hijau terbarukan seperti biofuel, antara lain biodiesel dan bioetanol, Beli motor/mobil baru atau pun bekas yang lebih efisien bahan bakar dan menghasilkan emisi buangan yang lebih rendah agar tidak terlalu banyak menyumbang CO2 ke udara,  Jika memungkinkan beli dan gunakan mobil ramah lingkungan, misalnya yang menggunakan teknologi panel tenaga sinar matahari dan hibrida.
Sebaiknya kita,dapat meluangkan waktu untuk memberi informasi atau terlibat dalam kegiatan sosial untuk membantu menyayangi bumi. Beritahu kepada sebanyak-banyaknya orang di mukabumi ini, agar mereka mengetahui apa dampak-dampak nya dari pemanasan global, dan sosialisasikan juga bagaimana kita bisa bergotong royong untuk mengatasinya. Ajarkan anak dan cucu untuk menghormati serta turut menjaga alam dan lingkungan. Berikan sumbangan uang, tenaga dan pikiran serta barang-barang yang dapat didaur ulang pada yayasan atau organisasi sosial yang menangani proyek-proyek konservasi alam lingkungan. Dan kita juga jangan hanya berbicara dengan tanpa praktik nya, karena saat ini sudah banyak berkembang makhluk bumi yang memiliki sifat banyak berbicara dari  bekerja, kita harus memiliki sifat “Talk Less do More”. Agar tercipta nya bumi yang hijau kembali.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat, dan kita juga ikut menjadi sebagai bagian dari solusi, serta ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi Peristiwa Pemanasan Global yang terjadi saat ini. Semoga semua langkah-langkah kecil tersebut di atas jika sebagian besar warga Bumi melakukannya ditambah kebijakan pro lingkungan dari para pemimpin dunia untuk menekan emisi global, khususnya pada Pertemuan Perubahan Iklim di Kopenhagen, dapat memberikan hasil positif demi terciptanya Bumi yang lebih baik agar dapat diwariskan dan dinikmati oleh generasi penerus, yaitu anak cucu kita sendiri.

Tidak ada komentar: