Mitchel V. Charnley dalam bukunya
Reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston, New York, 1975 : hal 44)
menyebutkan berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini
yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat
luas. Dikutip dari Wikipedia, Berita
adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi,
disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada
orang ketiga atau orang banyak. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Berita
adalah cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yg hangat; kabar. Jadi,
berita adalah fakta atau opini yang merupakan konsumsi penting bagi hal layak
ramai, baik dari kalangan atas sampai kalangan bawah sekalipun, karena dengan
berita orang dapat mengetahui keadaan yang ada saat itu, dengan berita juga
kita dapat memperoleh pengetahuan baru, karena dalam berita seringkali
menyajikan sesuatu yang mungkin jarang terjamah oleh masyarakat luas. Berita
merupakan laporan atau hasil buatan oleh wartawan, namun bukan merupakan
khayalan atau suatu tulisan yang mengada-ngada. Didalam berita memiliki
beberapa unsur yaitu aktual, faktual, penting dan menarik.
Berita adalah suatu tulisan yang terbit
dari sebuah lembaga pers yang terdapat di berbagai daerah, lembaga pers juga
terdapat di setiap lembaga pendidikan seperti universitas dan sekolah. Pers
adalah kegiatan yang berhubungan dengan media dan masyarkat luas. Kegiatan
tersebut mengacu pada kegiatan jurnalistik yang sifatnya mencari, menggali,
mengumpulkan, mengolah materi dan menerbitkanya berdasarkan sumber-sumber yang
terpercaya dan valid. Di dalam lembaga pers ini terdapat wartawan atau jurnalis
yang dituntut untuk selalu aktif dan tanggap pada keadaan sekitar.
Dengan melihat peran penting berita
di tubuh masyarakat, para jurnalis diharapkan dapat membuat berita yang baik,
sesuai fakta dan ada baiknya memiliki manfaat yang banyak. Kepercayaan
masyarakat terhadap suatu berita di media massa yang diterbitkan oleh lembaga
pers sangatlah tinggi, bahkan pada masa melawan kolonialisme dahulu, pers
memiliki peran sentral dan kontribusi yang besar dalam menggerakan nasionalisme
di berbagai daerah tanpa harus dikaitkan dengan arus nasionalisme yang di mulai
dan bermuara ke Jawa. Biasanya tokoh pergerakan terlibat dalam kegiatan
jurnalistik, bahkan banyak di antaranya yang memulai aktivitasnya melalui
profesi jurnalis. Hampir semua
organisasi pergerakan pada masa itu memiliki dan menggunakan surat kabar atau
majalah untuk menyuarakan ide-ide dan aspirasi perjuangannya. Beberapa surat
kabar yang digunakan untuk mulai menggerakkan roda Nasionalisme saat itu
diantaranya, Dharmo Kondo (Pewarta Oemoem), Adilpalamerta, Toentoenan Desa,
dll. Sudah terpampang dengan nyata bahwa pers adalah suatu lembaga yang sangat
dipercayai oleh masyarakat.
Menilik begitu besarnya kepercayaan
masyarakat terhadap pers, para jurnalis dapat memanfaatkan peluang yang begitu
besar ini dengan hal yang memungkinkan dapat mencerdaskan dan memajukan
peradaban di Indonesia. Sudah bukan merupakan sebuah rahasia lagi bahwa
banyaknya masyarakat di Indonesia ini hanya sedikit yang mengetahui bagaimana
kebudayaan asli Indonesia yang merupakan suatu identitas negara, yang
mengetahuinya saja sedikit apalagi yang menjamahnya, padahal di Indonesia ini
memliki keberagaman kebudayaan. “Bangsa yang besar adalah bangsa yag menghargai
sejarahnya”, Slogan itu acap kali kita dengar dalam kehidupan
kita sehari-hari, baik itu di dunia pendidikan, politik, milter, dan lainnya.
Namun ternyata, tidak semua dari penduduk mengetahui akan sejarah negaranya.
Sebagai negara yang disebut-sebut sebagai atlantis yang hilang ini, Indonesia
merupakan negara yang besar, sangat banyak sekali sejarah yang terkandung
didalamnya. Untuk itu perlu ditanamkan sejak dini kepada para generasi muda
kita bahwa negara yang kita cintai ini merupakan negara yang dahsyat dan adi
guna.
Pers yang sangat akrab di kehidupan
masyarakat sudah seharusnya dapat menggerakkan kembali roda Nasionalisme kita,
dalam hal ini Nasionalisme yang bukan lagi berkaitan dengan penjajah atau terutama
terhadap perilaku ekspansif atau agresor negara tetangga, melainkan
nasionalisme saat ini adalah usaha untuk mempertahankan eksistensi bangsa dan
negara akibat memudarnya identitas bangsa kita. Dengan mengangkat berita-berita
yang bertemakan kebudayaan, membuat masyarakat paling tidak mengetahui
kebudayaannya sendiri, semakin seringnya masyarakat disuguhi berita mengenai
kebudayaan maka dapat meningkatkan minat masyarakat untuk lebih mengetahui,
mendalami dan melestarikan kebudayaan milik kita. Dengan mengetahui dan
melestarikan kebudayaan tersebut kita tidak perlu lagi khawatir dengan
pengklaiman kebudayaan oleh negara tetangga. Meningkatnya rasa cinta tanah air
dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan sehingga semakin meminimkan
kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kerusuhan-kerusuhan yang saat ini
banyak terjadi.
Dengan mengangkat berita yang
bertemakan Sejarah bangsa kita sendiri juga sangat berperan penting dalam
menciptakan rasa cinta tanah air terhadap generasi muda, karena di era keinian
banyak yang beranggapan bahwa sejarah adalah hal yang tidak penting, yang
padahal dengan mengetahui bagaimana sejarah keemasan nusantara, juga bagaimana
sejarah menurunnya keapikan bangsa kita, kita dapat merancang apa yang akan
kita lakukan selanjutnya untuk dapat mengembalikan lagi masa keemasan bangsa
kita. Dengan ini sangat diharapkan Pers bersama para jurnalisnya diaharapkan
dapat lebih meningkatkan berita-berita yang memiliki kebermanfaatan lebih
tinggi salah satunya yang bertemakan sejarah dan kebudayaan dan sangat
disarankan agar tidak terlalu banyak mengangkat berita-berita mengenai
kehidupan artis atau selebritas yang tidak terlalu memiliki banyak manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar