Muhamadiyah
berasal dari kata bahasa Arab "Muhammad", yaitu nama nabi dan rasul
Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya
menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti "umat Muhammad saw." atau
"pengikut Muhammad saw.", yaitu semua orang Islam yang mengakui dan
meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
Secara istilah,
Muhamadiyah merupakan gerakan Islam,
dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan
sunah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330
H, bertepatan 18 November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta. (wikipedia.com)
Gerakan
ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak
perjuangan Rasulullah saw. dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam, semata-mata demi terwujudnya 'Izzul Islam wal muslimin, kejayaan Islam
sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita.
Muhammadiyah
didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau
bertepatan dengan 18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis,
kemudian dikenal dengan KH Ahmad Dahlan.
Beliau adalah pegawai kesultanan
Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai
pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku
dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya
untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan
Qur`an dan Hadist. Oleh
karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah
kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.
Mula-mula
ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat
sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat
mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke
luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk
mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan
kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.(Zuli Qodir : 2010)
Disamping
memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi
pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut
"Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak
laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.
Disamping
memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak,
beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau
telah mendirikan Sekolah Dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge
School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi
Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri
perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya dirubah menjadi
Mu`allimin dan Mu`allimat.
Suatu ketika
KH.Ahmad Dahlan menyampaikan usaha pendidikan setelah selesai menyampaikan
santapan rohani pada rapat pengurus Budi Utomo cabang Yogyakarta. Ia
menyampaikan keinginan mengajarkan agama Islam kepada para siswa Kweekschool
Gubernamen Jetis yang dikepalai oleh R. Boedihardjo, yang juga pengurus Budi
Utomo. Usul itu disetujui, dengan syarat di luar pelajaran resmi. Lama-lama
peminatnya banyak, hingga kemudian mendirikan sekolah sendiri. Di antara para
siswa Kweekschool Jetis ada yang memperhatikan susunan bangku, meja, dan papan
tulis. Lalu, mereka menanyakan untuk apa, dijawab untuk sekolah anak-anak
Kauman dengan pelajaran agama Islam dan pengetahuan sekolah biasa. Mereka
tertarik sekali, dan akhirnya menyarankan agar penyelelenggaraan ditangani oleh
suatu organisasi agar berkelanjutan sepeninggal K.H. Ahmad Dahlan kelak.
Setelah
pelaksanaan penyelenggaraan sekolah itu sudah mulai teratur, kemudian
dipikirkan tentang organisasi pendukung terselenggaranya kegiatan sekolah itu.
Dipilihlah nama "Muhammadiyah" sebagai nama organisasi itu dengan
harapan agar para anggotanya dapat hidup beragama dan bermasyarakat sesuai
dengan pribadi Nabi Muhammad saw. Penyusunan anggaran dasar Muhamadiyah banyak
mendapat bantuan dari R. Sosrosugondo, guru bahasa Melayu Kweekschool Jetis.
Rumusannya dibuat dalam bahasa melayu dan Belanda. Kesepakatan bulat pendirian
Muhamadiyah terjadi pada tanggal 18 November 1912 M atau 8 Zulhijah 1330 H. Tgl
20 Desember 1912 diajukanlah surat permohonan kepada Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, agar perserikatan ini diberi izin resmi dan diakui sebagai suatu badan
hukum. Setelah memakan waktu sekitar 20 bulan, akhirnya pemerintah Hindia
Belanda mengakui Muhammadiyah sebagai badan hukum, tertuang dalam Gouvernement
Besluit tanggal 22 Agustus 1914, No. 81, beserta alamporan statuennya.
Muhammadiyah
juga mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang
disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi
pemimpinnya.
KH. A Dahlan memimpin Muhammadiyah
dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem
permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke
11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang
Muhammadiyah hingga tahun 1934. Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah
menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi
Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.
Setelah sepeninggal K.H.A Dahlan,
lalu yang menjadi ketua adalah Kyai Haji Ibrahim yang memimpin dari 1923-1933.
Semenjak kepemimpinannya Muhammadiyah berkembang begitu pesat di seluruh
Indonesia, dan meresap diseluruh Jawa dan Madura. Kongres-kongres mulai
diselenggarakan diluar Yogyakarta. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dapat
dikatakan menonjol, penting dan patut dicatat adalah pada tahun 1924 K.H.
Ibrahim mendirikan Fonds Dachlan yang bertujuan membiayai sekolah untuk
anak-anak miskin. Pada tahun 1925, ia juga mengadakan khitanan massal.
Disamping itu, ia juga mengadakan perbaikan badan perkawinan untuk menjodohkan
putra-putri keluarga Muhammadiyah. Dakwah muhammadiyah juga secara gencar disebarluaskan
ke luar Jawa.
Pada periode kepemimpinan K.H.
Ibrahim, Muhammadiyah sejak tahun 1928 mengirim putra-putri lulusan
sekolah-sekolah Muhammadiyah (mu’allimin, mu’allimat, Tabligh School,
NormaalSchool) ke seluruh pelosok tanah air, yang kemudian dikenal dengan anak
panah Muhammadiyah.
K.H Ibrahim selalu terpilih kembali
sebagai ketua dalam sepuluh kali kongres Muhammadiyah. Selama periode
kepemimpinannya, ia lebih banyak memberikan kebebasan gerak bagi angkatan muda
untuk mengekspresikan aktivitasnya dalam gerakan dakwah Muhammadiyah.
Dalam masa kepemimpinannya,
Muhammadiyah pernah mengalami fitnah dari pihak-pihak yang tidak suka akan
kemajuan Muhammadiyah. Muahmmadiyah dan pengurus besarnya dianggap sebagai kaki
tangan Politeke Economische Bond (PEB), sebuah organisasi yang dibentuk oleh
persatuan pabrik gula yang dimiliki Belanda. Tujuan PEB ialah mengatur
koordinasi dan kerjasama antar pabrik gula di Jateng dan Jatim dalam produksi,
pemasaran juga dalam aspek sosial-budaya yang ada hubungannya dengan politik
ekonomi pabrik gulan. PEB mendirikan perkumpulan bernama Jami’yatul Hasanah
yang bertujuan untuk menghimpun guru-guru agama dan membiayai mereka untuk
mengajarkan agama islam kepada buruh-buruh di pabrik gula, dengan demikian,
fitnahan terhadap pengurus besar Muhammadiyah semakin besar karena pengurus
besar muhammadiyah dianggao tekah bekerja sama dan menerima dana dari PEB yang
merupakan kaki tangan Belanda.namun, fitnahan tersebut bisa diatasi dengan
keterbukaan dalam kepemiminan K.H Ibrahim dengan mengundang para utusan dari
cabang-cabang Muhammadiyah untuk memeriksa keuangan dan notulensi rapat di
Pengurus Bedar Muhammadiyah di Yogyakarta, dan terbukti fitnahan tersebut tidak
benar.
Dalam periode kepemimpinan K.H
Ibrahim ini masuklah Muhammadiyah ke Sumatera Selatan dan yang akhirnya
membangun amal usaha Muhammadiyah salah satunya yaitu Sekolah.
Sejarah
dan Perkembangan Sekolah Sma Aisyiyah 1 Palembang
Terhitung
mulai Tahun Pelajaran 2010-2011 SMA Muhammadiyah 7 Palembang pengelolaanya
dikembalikan lagi kepada Aisyiyah 1 Palembang dan terdaftar di Kementrian
Pendidikan Nasional Kota Palembang tanggal 30 maret 2011 dengan kode validasi :
70C3B6. SMA
Aisyiyah 1 Palembang bertempat di JL. Jendral Sudirman Komplek Balayudha,
Km.4,5 Palembang. Yang memiliki luas tanah hanya 2416, namun dengan luas tanah
yang sangat minim ini tidak membatasi ruang gerak siswa dalam bidang
ekstrakulikuler dan akademik karena SMA Aisyiyah 1 ini sudah bnayak mencetak
prestasi-prestasi yang sangat membanggakan. Gedung Sekolah ini terdiri dari 3
blok, dengan 18 ruangan.
SMA Aisyiyah 1 Palembang memiliki sejarah yang cukup
panjang, sejak didirikan pada tahun 1989. Awal mulanya yaitu dari SMA
Muhammadiyah Putri Palembang, yang menempati gedung peninggalan dari SPG
Aisyiyah Palembang yang saat itu pada tahun 1989 adanya keputusan dari
pemerintah pusat untuk ditutupnya SPG(Sekolah Pendidikan Guru) dan
PGA(Pendidikan Guru Agama) dan akhirnya dibukalah SMA Muhammadiyah Putri
Palembang.
SMA Muhammadiyah Putri Palembang ini beridir pada 28
desember 1989, berdasar surat Pengurus Yayasan Perguruan Muhammadiyah
no.E-6/290/1989 yang dipimpin oleh Kepala Sekolah yang bernama Bapak Moebakir,
namun sekolah ini tidak berlangsung lama karena sekolah ini kurang diminati
oleh masyarakat sekitar karena hanya menerima siswa putri saja. Berdasarkan
anjuran dari Pimpinan Wilayah Aisyiyah Provinsi Sumatera Selatan bagian P dan
K serta saran dari Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah Kota Palembang terhitung muali tanggal 1 Agustus 1994, nama
Muhammadiyah Putri Palembang diubah menjadi Muhammadiyah 17 Palembang.
SMA Muhammadiyah 17 Palembang, dengan pergantian nama
dari SMA Muhammadiyah Putri Palembang ini secara otomatis siswa yang diterima
disekolah ini bukan hanya putri saja. Dan banyak dari masyarakat sekitar yang
antusias untuk menyekolahkan anaknya di SMA Muhammadiyah 17 Palembang ini.
Kepala Sekolah dari SMA ini masih sama dengan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Putri
dulu yaitu Bapak Moebakir namun belum lama ia memimpin tepatnya tanggal 14 Mei
1995 ia dipanggil pulang ke Rahmatullah saat ia menunaikan ibadah haji.
Sepeninggal dari Bapak Moebakir terdapat Vacum of Power
yang menyebabkan Dra. Siti Suartini selaku Waka Kurikulum memimpin jalannya SMA
Muhammadiyah 17 Palembang ini selama lebih kurang 1 tahun.
Berdasarkan SK PWM bagian P dan K no.016/PWA D/IX/1996
terhitung tanggal 1 oktober 1996 Drs. Soekarno, YS.MM diangkat menjadi Kepala
Sekolah SMA Muhammadiyah 17 Palembang. Pada tanggal 14 Juli 1997 sekolah ini
kembali berubah nama menjadi SMA Muhammadiyah 7 Palembang. Pada mas
kepemimpinan bapak Soekarno, YS.MM inilah SMA Muhammadiyah 7 mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Pada masa kepemimpinannya sekolah ini mulai
melahirkan prestasi-prestasi yang satu persatu muncul. Prestasi itu muncul yang
pertama dari ekstrakulikuler Paskibra yang mendapat Juara 1 kedisplinan dalam
lomba yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palembang, dari satu prestasi
itu membangkitkan minta dan semangat para siswa untuk ikut mencetak
prestasi-prestasi yang lain. Namun Ekstrakulikuler di SMA Muhammadiyah 7 ini
tidak mengalami perkembangan atau pertambahan, selama beberapa tahun sekolah
ini hanya memiliki ekstrakulikuler Paskibra. Yang saat itu Paskibra memiliki
andil yang kuat dalam mencetak prestasi-prestasi yang dapat membanggakan
sekolah ini. Banyak piala-piala yang didapatkan oleh Paskibra SMA Muhammadiyah
7 ini. Dan kemudian muncullah kegiatan ekstrakulikuler lain dalam bidang
olahraga seperti Basket & Volley, saat itu ekstrakulikuler dalam bidang
olahraga hanya bisa mendapatkan prestasi-prestasi pada cakupan wilayah
Muhammadiyah saja.
Pada tahun 2007 SMA Muhammadiyah 7 Palembang mendapat
bantuan dari ibu Fatimah Ra’is berupa alat Marching Band yang berjumlah 101
buah yang terdiri dari, Senare HTS, Marcing Bell, Bass Drum, Symbal, Kwin Tom,
Kuarto, Stik Mayoret, Terumpets, Marching Mellopon, Trombone, beserta Kostum.
Dari sumbangan berupa alat-alat tersebut lah yang membangkitkan semangat
kreativitas siswa yang menggebu-gebu. Pada tahun 2007 siswa belum bisa mencetak
prestasi dalam bidang Marching Band ini, namun dikarenakan semangat siswa
akhirnya pada tahun 2008 Marcing Band mencapai beberapa prestasi.
Pada
masa kepemimpinan bapak Soekarno, murid diberi keluasan ruang gerak mereka
dalam berprestasi. Dalam kedisplinan jam masuk sekolah masih agak renggang
karena masih banyak siswa yang terlambat tidak diberi hukuman yang terlalu
membuat kapok murid tersebut. Bapak Soekarno ini memiliki sifat yang low
profile, santai dan berjiwa muda sehingga ia sangat disenangi oleh siswa dan
antara murid dan kepala sekolah memiliki hubungan yang akrab. Pada masa inilah
juga SMA Muhammadiyah 7 mulai memasuki masa keemasannya.
Namun
pada tahun 2009 Bapak Soekarno, YS.MM dipindah tugaskan ke SMA N 10 Palembang.
Dan terdapat lagi kekosongan kepemimpinan, yang akhirnya kekosongan itu diisi
oleh Pimpinan wilayah Aisyiyah Sumatera Selatan, Dra. Hj. Darmi Hartati selama 5 bulan,
yang pada saat ia menjabat para siswa yang dahulunya akrab sekali dengan Kepala
Sekolah dan kedisiplinannya renggang, menjadi berbanding terbalik. Saat itu ibu Dra. Hj. Darmi Hartati menerapkan Kedisiplinan yang sangat ketat, bukan hanya untuk murid tetapi
para guru juga menjadi sangat displin. Disini murid yang dahulunya santai
menjadi sangat kaget dan sedikit agak terkekang. yang sebelum ia memimpin jam
masuk itu jam 07.00 WIB menjadi jam 06.40, siapa pun yang terlambat 5 menit mereka
disuruh pulang kerumah dan jika sudah tiga kali didapati mereka terlambat, maka
mendapat surat panggilan untuk wali murid. Disini terlihat sekali kepemimpinan
ibu Dra. Hj. Darmi Hartati sangat menerapkan kedisiplinan. Berakhirnya kepemimpinan ibu Dra. Hj. Darmi Hartati ini terhitung sejak di keluarkannya SK PWM Sumsel 008/KEP /II.0/2009, tanggal 20 april 2009 yang
menyatakan pengangkatan ibu Dra. Nurmawati.
Pada
masa kepemimpinan Ibu Dra. Nurmawati menerapkan kedisplinan juga namun tidak seotoriter
ibu Zuama, BA. Jam masuk sekolah masih jam 6.40 namun peraturannya yang
diganti, yaitu masih memberikan tolelir kepada murid yang terlambat dan hanya
diberi hukuman. Pada kepemimpinannya sekolah ini masih terus mendapatkan
prestasi-prestasi yang gemilang dan pada masa kpemimpinannya lah prestasi yang
dihasilkan semakin banyak. Mulai dari berkembangnya ekstrakulikuler lain sampai
kelompok-kelompok belajar siswa yang efektif. Berikut daftar prestasi yang sangat
membanggakan yang dihasilkan SMA Muhammadiyah 7 terhitung sejak tahun 2010.
No.
|
Prestasi
yang dihasilkan
|
Ekstrakulikuler
|
1
|
Juara
I Pusri Open Se-Sumsel (13 maret 2011)
|
Marching
Band
|
2
|
Juara
I umum Bupati OKI (7 Desember 2010)
|
Marching
Band (2 kali juara umum)
|
3
|
Juara
I umum Walikota Lubuk Linggau (22 november 2010)
|
Marching
Band
|
4
|
Juara
I kostum dan devile Bupati OKI
|
Marching
Band
|
5
|
Juara
kostum Walikota Lubuk Linggau
|
Marching
Band
|
6
|
Juara
I devile Walikota Lubuk Linggau
|
Marching
Band
|
7
|
Juara
umum walikota Palembang, Palembang Indah Mall (15 mei 2010)
|
Marching
Band (2 kali juara umum)
|
8
|
Juara
2 Bupati Muara Enim (10 Januari 2011)
|
Marching
Band
|
9
|
Juara
II walikota Palembang divisi umum (13 November 2010)
|
Marching
Band
|
10
|
Juara
I PPKP Kecelakaan sekota Palembang (16 mei 2011)
|
PKS
(2 kali juara umum)
|
11
|
Juara
I TPKP Kecelakaan dan Tongkat POLRI (17 april 2011)
|
PKS
2 kali
|
12
|
Juara
I TPKP dan Tongkat POLRI, POLTABES palembang (desember 2010)
|
PKS
|
13
|
Juara
Kedisiplinan LTBB Kota Palembang 2010
|
Paskibra
|
14
|
Juara
Kedisplinan LTBB kota Pelembang 2011
|
Paskibra
|
15
|
Juara
II LTBB kota Palembang
|
Paskibra
|
16
|
Juara
I Sonic Center Hardiknas 22 Maret 2010
|
Futsal
|
17
|
Juara
II Sonic Center Milad Muhammadiyah
|
Futsal
|
18
|
Juara
III SMA N 11 Palembang
|
Cerdas
Cermat
|
19
|
Juara
I Kuis Bank Berlian 2007,2008,2009
|
Kuis
Cerdas Cermat
|
Nb : yang dicatatkan
hanya prestasi yang menonjol, masih banyak prestasi-prestasi lainnya yang belum
dicatatkan.
Terlihat dari deratan prestasi-prestasi tersebut
diketahui bahwa SMA Muhamamdiyah 7 ini sudah dapat bersaing dengan
sekolah-sekolah negeri yang ada di Palembang, bahkan banyak dari prestasi
tersebut muhammadiyah 7 dapat mengungguli sekolah-sekolah negeri.
Pada tahun pelajaran 2010-2011 SMA Muhammadiyah 7
Palembang pengelolaannya dikembalikan lagi kepada Pimpinan Wilayah Aisyiyah
Sumsel sehingga berganti nama lagi menjadi SMA Aisyiyah 1 Palembang dan
terdaftar di Kementrian Pendidikan Nasional tanggal 30 maret 2011, dengan kode
validasi : F 70C3B6.
Gedung yang ditempati sebagai gedung sekolah SMA
muhammadiyah 7 Palembang ini merupakan gedung milik yayasan Aisyiyah Wilayah
Sumatera Selatan. Karena pada saat SMA muhammadiyah 7 berdiri, Aisyiyah belum
ada izin untuk mendirikan amal usaha yang berupa sekolah menengah atas, jadi
hak kepengurusan gedung ini diberikan kepada Muhammadiyah, dan didirikan lah
SMA Muhammadiyah 7 ini. Namun ketika Mukatamar paaada tahun 2004, Aisyiyah
sudah mendapatkan izin untuk mendirikan sekolah menengah atas. Hasil dari
keputusan majelis Dikdasmen menytakan bahwa kepengurusan yang dahulunya
diberikan kepada Muhammadiyah dikembalikan lagi kepada Aisyiyh dan karena
itulah SMA Muhammadiyah 7 Palembang berganti nama lagi menjadi SMA Aisyiyah 1
Palembang. (Dari hasil wawancara dengan kepala bagian Tata Usaha SMA Aisyiyah 1
Palembang)
1 komentar:
TERIMA KASIH INFONYA FOTO PALEMBANG
Posting Komentar